TATTOO mulai digemari para selebritis. Rajah badan yang selama ini identik dengan premanisme ini, kini menjadi “aksesoris” kalangan berduit, terutama para atlet dan artis. Tampaknya, tatto sudah mulai diterima sebagai sebuah karya seni, bukan lagi sekadar identitas para penjahat.
Datanglah ke mal atau tempat-tempat hiburan-hiburan malam. Tidak sedikit laki-laki dan juga para perempuan-perempuan muda, tanpa rasa malu bahkan boleh dibilang bangga memamerkan bagian-bagian tubuhnya yang bertatto. Bahkan, para artis pada tayangan info selebritis di televisi, memperlihatkan tatto barunya dengan bangga. Sebut saja Nafa Urbach, Jodi presenter/MC, personel band ‘Tofu’ dan juga beberapa atlet olahraga.
Fenomena akhir-akhir ini tatto justru lebih digemari oleh kaum hawa. “Selama dua tahun terakhir, lebih dari 60 persen yang datang ke sini adalah wanita,” ujar Kenken (35), seniman tatto yang juga pemilik studio “Kent Tattoo”.
Dikatakan Kenken, gambar tatto pada tubuh wanita berbeda dengan gambar untuk laki-laki. Laki-laki lebih menonjolkan kejantanan, seperti gambar kalajengking, buaya atau naga. Sedangkan tatto untuk wanita lebih feminin, lembut seperti bentuk hati atau bunga. “Gambar mawar atau jenis bunga lainnya yang kebanyakan diminati para wanita. Tidak sedikit para wanita itu yang berani mentatto bagian-bagian khusus tubuhnya, dan agak tersembunyi,” jelas Kenken.
Studio “Kent Tatto” sudah terbilang punya nama di Bandung. Sejak berdiri tahun 1990, lebih 7.000 orang yang meminta jasanya untuk merajah badannya itu. “Setiap bulan rata-rata 30 pengunjung yang datang ke sini untuk ditatto. Ya, bisa dibilang tiga orang setiap harinya,” ujar Kenken.
Menurut Kenken, sebenarnya tatto bukan sekadar gambar tetapi juga mengandung seni. Ekspresi seni menggambar tersebut dituangkan pada kulit tubuh. “Saya sangat memeperhatikan masalah kesehatan. Jangan sampai setelah ditatto malah korengan. Karena itu, saya selalu menjaga kebersihan dan higienis peralatan,” ujar lelaki gondrong berkamata tebal lulusan seni grafis STSI Bandung ini.
Masalah kebersihan peralatan tatto, menjadi prioritas utama bagi Kenken karena dengan kebersihan itulah dia mendapat kepercayaan dari pelanggannya. Sebut saja alat tatto seperti jarum, mesin tatto, tinta (khusus tatto) dan alat pengering mesin, selalu dijaga agar tetap steril.
Karya seni dalam tatto hanya 40 persen, 60 persen adalah kebersihan pemakai tatto. Slogan ini yang menjadi motto studio tatto-nya itu. “Masak ingin trendi malah borokan, nggak lucu kan. Ini jangan sampai terjadi pada pelanggan kami,” ujar Kenken yang punya tujuh orang karyawan itu.
Sekarang ini, kata Kenken, gambar tatto telah banyak macam dan jenisnya, ada sekira 40.000 gambar yang tersedia di studio miliknya. “Ada satu jenis tatto yang baru, bila tidak ada cahaya atau lampu, tatto itu menyala. Jenis tatto ini bernama glow in the dark,” katanya. Harga tatto bervariasi, mulai dari Rp. 175.000 hingga jutaan rupiah, tergantung panjang atau lebar gambarnya. “Setiap 5 cm rata-rata, minimal Rp. 175.000, lebih besar bisa ratusan bahkan jutaan rupiah,” jelas Kenken sambil tertawa.
Keberadaan tatto sebagai karya seni tampaknya mulai diakui secara terbuka. Pada Juni tahun ini, untuk pertama kalinya akan diadakan festival tatto tingkat nasional bertajuk “National Tattoo Art Festival” di Bandung, akan diikuti oleh seniman tatto dari Bali, Yogya, Semarang, Bogor, Jakarta, dll. Rencananya akan ada anggota studio tattoo yang masuk MURI ( Musium Rekor Nasional ) dengan menampilkan satu orang, ditatto oleh sembilan orang.
Maraknya penggemar tatto dirasakan juga oleh Paul pemilik “Deep Blue Tattoo Studio” di kawasan Cipaganti. Studionya rata-rata dikunjungi 10 orang setiap minggunya. Meski baru berdiri enam bulan, Paul optimis usaha studio tattonya akan berkembang. “Apalagi dari segi persaingan, studio tatto di Bandung terbilang masih langka,” katanya sambil menyebutkan, di Bali studio tatto sudah berjejer di pinggir jalan.
Dikatakan Paul, meskipun ‘pasar’ komunitas di Bali orang asing/bule yang sudah suka ditatto, sebetulnya di Bandung sendiri punya pasar lumayan banyak. “Apalagi antusias warga Bandung terhadap seni cukup tinggi,” katanya.
Terbukti, ketika Paul menawarkan harga tatto minimal Rp. 100.000, orang tetap banyak yang datang ke studio tattonya. Yang penting kualitas jarum dan tinta. “Saya membeli tinta khusus tatto sekira 155 dolar atau sekira Rp. 1 juta,” ujarnya.
0 Response to "Tattoo “Aksesoris” Selebritis"
Post a Comment