Mulai Kapan Tattoo itu Ada
Pagi kang Kent, gue mawasiswi di salah satu perguruan swasta tinggi di kawasan Pasteur. Tertarik dengan keberanian Kang Kent membuka rubrik tattoo di media masa (Koran Tadjuk), karena selama ini kesan tattoo selalu dikonotasikan negatife, penjahat, premanisme dan berbagai prilaku miring lainnya. Secara pribadi saya mendukung Kang Kent untuk membuka tabir tattoo yang sebenarnya di media massa. Paling tidak masyarakat akan dapat menilai mana tattoo hitam dan mana tattoo putih, maksud gue mana tattoo yang memiliki nilai seni tinggi dan mana tattoo yang sekadar symbol napi (lambang kejahatan), dan tattoo yang sekadar menakut-nakuti.
Dalam kolom Kang Kent ini saya sebenarnya penasaran, mulai kapan sih tattoo itu ada di bumi Thank,s.
Syilvia C Lemahnendeut, Pasteur Sarijadi, Bandung.
Thank,s kembali Sylvia atas apresiasimu terhadap tattoo dan pujianmu yang selangit. Tapi pada dasarnya Kent biasa-biasa saja. Begini, pada prinsipnya tattoo sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan merupakan suatu bentuk seni tertua yang memiliki beragan arti seperti halnya budaya orang lain.
Pada beberapa kelompok, tattoo merupakan tanda suku atau status. Selain itu, tattoo juga bisa menandakan beratnya jalan menuju kedewasaan, atau menunjukan keahlian si pemilik tattoo. Salah satu alasan yang paling popular dan juga paling tua adalah seni tubuh ini menambah keindahan si pemilik.
Di dunia barat, tattoo biasanya dianggap sebagai bentuk ekspresi dan kreativitas seseorang. Selain menunjukan individualitas, secara bersamaan tattoo juga menunjukan bahwa pemiliknya adalah anggota sebuah kelompok komunitas yang menyukai seni tubuh.
Di Amerika Serikat, tattoo sempat memberi kesan buruk bagi pemiliknya. Seringkali, pemilik tattoo dihubungkan dengan pelaut atau narapidana, walaupun sekarang tattoo telah menjadi bagian dari budaya Amerika. Kata tattoo berawal dari proses tradisional mengaplikasikan tinta ke bagian tubuh. Sebuah ujung tajam bertinta diketukan dengan palu berulangkali oleh artis tattoo ke kulit sehingga membentuk gambar. Bunyi yamng di hasilkan ketukan palu ini didengar sebagai ‘tatu’.
Tattoo tidak lagi berada di area yang kumuh, tetapi kini sudah mendapatkan tempat yang sangat layak. Dengan bertambahnya pemilik tattoo, kualitas fasilitas yang tersediapun meningkat, apalagi studio tattoo semacam Kent Tattoo yang membuka public service di area umum (semacam Mall) ini diharapkan bahawa tattoo bukan menakutkan, tetapi seni yang terbuka dan indah.
Demikian, semoga Sylvia semakin banyak memiliki refrensi seni tattoo, terima kasih. Salam dari kami Kent Tattoo.
Seni Tattoo Tubuh, Kini Disukai Mahasiswi dan Kaum Ibu
TATTOO – bagi kebanyakan orang masih dikesankan sebagai aksesoris tubuh yang berkonotasi negatif. Tapi, kesan ini agaknya semakin terkikis. Buktinya, belakangan semakin banyak saja pengusaha muda, mawasiswa, bahkan ibu-ibu rumah tangga yang suka tubuhnya di tattoo. Mengapa
Kita longok saja salah satunya di Jl.Wangsareja Gg. Ardisasmita, No.20, Lengkong Kecil Bandung, atau di B-Mall Jl. NaripanVeteran Bandung, belakangan studio tattoo itu semakin banyak dikunjungi orang, semakin memiliki tempat di hati masyarakat Bandung. Dan, tattoo yang dibuat disalon itu permanen. Paling tidak di Kent Tattoo dapat dilayani semacam tindik tubuh, tattoo permanent, body painting, dan lainnya. “Kami ingin mengembangkan tattoo ini sebagai sebuah karya seni, semacam body painting. Kalau dulu mungkin untuk sangar-sangaran, supaya kelihatan serem. Sekarang sudah tidak lagi seperti itu,”kata Kent Tattoo, kepada Koaran Tadjuk, kemarin.”Dan, kami tak asal-asalan membuat tattoo. Kami berani menjaminnya. Yang seperti ini, sangat jarang di kota Bandung metropolis,”kata pria yang pernah eksis di ASTI Banding ini. Ketika ditemui koran Tadjuk, kebetulan Kent sedang kongkoy-kongkoy punggung Herman sedang di salah satu studionya di B-Mall. “Semua tattoo ini buatan Kent, sebuah tattoo yang indah bisa membutuhkan waktu lima jam lebih untuk digambarnya,”kata Dian yang ikut mendampingi Kent Tattoo.
Ditambahkan, sudah cukup lama bekerja sebagai seniman tattoo, dengan membuka salon yang khusus menangani tattoo. “Setahun belakangan ini, yang datang ke sini semakin banyak. Sudah 1000 gambar yang kami bikin. Kebanyakan yang datang adalah mahasiswa, pengusaha muda dan ibu-ibu muda,”ujarnya. “kami memang hanya mau melayani meraka yang umurnya di atas 18 tahun,”lanjutnya, bersemangat.
Ketika di sambangi si salah satu studionya di B-Mall, kebetulan bertemu dengan Ny. Astuni, salah satu dari tiga ubu muda yang sedang ditattoo. Ny.Astuni minta di tattoo di pergelangan kaki kanannya dengan gambar three ball (semacam rangkaian
0 Response to "Seni Tattoo Tubuh, Kini Disukai Mahasiswi dan Kaum Ibu"
Post a Comment