Artisnya Para Artist
Penampilannya cuek, berkaus oblong hitam, celana pendek kotak-kotak, dan rambut ikal terkucir. Aksesori body piercing ekstrem semacam bridge (tulang hidung) dan lidah terlihat dari wajahnya yang kalem.
Ia adalah Arie Rukmawan, seorang artist (seniman) piercing. Namun, piercer dari Kent-Kent ini bukanlah artists biasa. Banyak aksesori piercing indah para artis ternama Indonesia lahir dari sentuhannya.
Sebut saja piercing navel (pusar) milik Rahma Azhari, body piercing yang terekspose dan membuat geger public lewat syur-nya di internet. Selain Rahma, ia juga menggarap piercing mantan penyanyi cilik Eno Lerian pada bagian telinga dan hidung, penyanyi Santi “Unbreakable”, Zack Lee, dan Fachry Albar.
Wah, ngobrol hal pribadi dong? Mmm, ya sebatas konsultasi. Tukar pikiran bagaimana baiknya jenis piercing,” ujar alumnus Seni Rupa Universitas Pasundan ini.
Lucunya, ini juga dialami Kent-Kent. Keduanya ini kerap tidak menyadari bahwa kliennya adalah artis ternama. Seperti Luna Maya, misalnya, baru disadari jati dirinya setelah menuliskan form biodata pengunjung.”Maklum, gak ada televise,”Ujar Kent-Kent.
Awet Muda Berkat “Piercing”
Ada banyak cara seseorang tetap tampil awet muda, mulai dari perawatan kulit, fashion, sampai operasi plastic. Xamellya Soewardy punya cara berbeda. Wanita yang akrab di panggil Bunda ini memakai pernik body piercing sebagai resep agar terlihat lima tahun lebih muda. Pernik-pernik piercing menempel pada telinga, lidah, dan pusar. Liadah, apa tidak risi?
“Sempat dicopot, justru terasa ada yang mengganjal. Malah cidal (cadel),” ujar wanita tiga anak yang murah senyum ini. Piercing yang ,menempel dilidahnya terbuat dari titanium dan berukuran 6 milimeter. Anting yang menempel dipusarnya kini telah dicopot pasca kehamilan anak ketiganya.
Bagaimana dengan pengalaman pertama? “untuk lidah, sebetulnya sakit saat dijepit aja,” ujar kakak Kent-Kent, pemilik studio Kent Tattoo ini, jumat (30/11). Menurut dia, tidak setiap orang bisa ditindik pada bagian lidahnya karena terkait dengan posisi saraf. Bunda termasuk salah seorang seniman tattoo. Namun, tidak satu pun tinta menempel ditubuhnya. Biar tidak disebut jeruk makan jeruk.
WARISAN YANG MEGALITIK
YANG KIAN ESTETIK
Arie melakukan piercing di hidung dan bawah bibir. Ia kini bekerja sebagai piercing artist di Studio Kent Tattoo-Piercing Indonesia, jalan Venus X, Perumahan Metro Margahayu, Bandung. Ia memulai hobi piercing sejak 10 tahun lalu.
Keberadaan body piercing ternyata setua peradaban manusia. Sejarah mencatat, fenomena melubangi tubuh (tindik) sudah ditemukan sejak zaman megalitik. Tindik lidah, misalnya, telah ditemukan sejak peradaban Aztec, Maya, atau Kwakiutul pada 3.000-1.000 tahun sebelum masehi. Tindik telinga juga pernah ditemukan di tubuh mumi di geiser Austria yang berumur 5.000 tahun.
Kini, melewati waktu ribuan tahun, puluhan peradaban dan ratusan Negara, tindik tetap bertahan. Tindik juga mengalami metamorfosis, dari benda ritual menjadi estetika, fashion, dan alat identifikasi. Subkultur-subkultur menjadikan tindik atau body piercing sebagai wadah baru. Lantas, bagaimanakah perkembangannya akhir-akhir ini?
Pada awal 2.000-an, tren body piercing berada pada puncaknya. Pemusik, bikers, skaters, anak gaul, sampai anak rumahan coba-coba tampil genit dengan aksesori ini.
Berbeda dengan tindik yang umumnya hanya di telinga, proses body piercing lebih rumit karena mengunakan teknik khusus dan anestesi. Wilayahnya pun lebih luas, dari batang hidung, kelopak mata, lidah, kulit tangan, bibir, pusar, sampai alat genital.
Berbeda dengan tattoo, ungkap Kent-Kent, pemilik jaringan Studio Kent Tattoo-Piercing Indonesia, bodu piercing identik dengan keberanian. Berani sakit, tampil tidak biasa, terutama di daerah terbuka seperti wajah. Bagi kaum hawa, piercing bernilai estetik, yaitu mempercantik tubuh, baik pada bagian telinga lobes (daun) maupun cartilage (tulang), nostril (daun hidung), atau wilayah dalam.”Untuk cewek, kayaknya paling pas di bibir. Aku sendiri merasa bibirku adalah bagian yang paling seksi. Sedang kalau cowok lebih keren di telinga,”kata Laura, seorang entertainer.
Menurut Arie Rukmawan, artist (seniman), body piercing saat ini mengalami titik jenuh. “Saat ini piercing yang ekstrem cenderung tidak lagi disukai. Konsumen lebih menyukai daerah-daerah tertutup. Tampilannya pun sederhana,”ujarnya.
Pada masa tenarnya, body piercing dijadikan alat fashion. Istilah Monroe adalah piercing yang berada di atas bibir pinggir layaknya tahi lalat Marulyn Monroe atau labret (bibir bawah) pun bermunculan.
Bahan piercing beragam, mulai dari perak, emas, titanium, surgical steel (kawat frame tulang), platinium, sampai niobium yang berwarna pelangi dan warna-warni. Untuk yang klasik ada pula tulang binatang (curved bone). Harganya berkisar Rp. 100.000 sampai 300.000.
Bahan-bahan titanium dan niobium umumnya masih di impor dari Amerika.”Tetapi, tidak setiap bahan itu cocok untuk daerah tertentu. Di lidah, misalnya, jangan pakai yang sifatnya korotif macam perak. Dianjurkan itu pakai titanium,” ujar Xamellya Soewardy, seorang pemakai.
Mengenal Saraf
Melakukan body piercing secara prinsip ternyata lebih sulit di bandingkan dengan tattoo.”Enam puluh persen medis, sisanya teknis dan seni,”ujar Kent-Kent.
Maka, sebelum berpraktek, artist harus sedikit banyak mengenal jalur urat dan saraf manusia. Salah-salah bisa putus dan terjadi pendarhan, sperti sebuah kasus di Jakarta.
Arie yang sudah 10 tahun menggeluti body piercing mempelajari saraf secara otodidak lewat Wikipedia piercing atau bahan lain dari internet. Dan, mereka tidak boleh tremor layaknya dokter bedah atau gigi. Distudio milik Kent-Kent, sebelum melakukan “operasi”, ada konsultasi terlebih dahulu dengan pasien.
Syaratnya pun ketat. Pasien dilarang menderita ayan, penyakit jantung, atau tengah memakai narkoba. Mereka wajib menandatangani surat pernyataan. “Alatnya pun harus steril. Jarumnya sekali pakai. Tidak bisa gonta-ganti,”ujar Arie. Semua itu untuk melindungi artist dan konsumen sendiri.
Distudio Kent Tattoo, tariff jasa piercing berkisar Rp.60.000 samapai Rp. 160.000 tergantung bagian tubuh yang akan di piercing. Itu belum termasuk anestesi (bius local). Di studio ini tidak jarang actor dan aktris serta pejabat menjadi pelanggannya. Sebuah tanda, body piercing kini tidak lagi identik dengan kekerasan dan ugal-ugalan.
0 Response to "Artisnya Para Artist"
Post a Comment