EKSENTRIK LEWAT TINDIK
Tampil eksentrik dengan body piercing mulai menggejala. Prosesnya kini lebih memperhatikan faktor kesehatan. Para wanita pun tak mau kalah aksi dengan tindik tubuh itu. Apa kata mereka tentang bikers yang ber-body piercing ini?
Dekorasi tubuh berupa body piercing (tindik anggota tubuh, red) kini banyak dijadikan salah satu aksesori utama kaum komunal. Fenomena pemasangan anting-anting di salah satu bagian tubuh ini, sudah sangat familiar di kalangan pengusung aliran punk dan penggemar olahraga skateboard.
Secara umum, kita mengenal budaya yang lahir dari peradaban suku tradisional ini dengan sebutan tindik. “Hanya kalau tindik kan memakai sistem tembak. Nah, sekarang dikembangkan oleh teknologi modern secara sterilisasi medical dengan nama body piercing,” jelas Yusepthia alias Kent-Kent, pemilik Kent Tattoo Studio sekaligus tempat body piercing beken di Bandung.
Kenapa disebut medical? Menurut Kent-Kent, sekitar 80% proses body piercing menggunakan peralatan medis seperti anaestesi atau citoject. Anaestesi adalah suntikan pengebal rasa dan abbocath yakni suntikan sebagai pendorong atau penarik anting. Nah, yang 20% lagi adalah proses kreatifitas seni yang menjadi nilai estetika penampilan.
Di luar peralatan itu, dalam prosesnya, body piercing dibantu oleh sistem sterilisasi menggunakan autoclave untuk membersihkan anting, dry heat sebagai pengeringnya, dan sinar ultraviolet yang bertugas mengontrol urat di dalam tubuh. “Pada dasarnya, piercing itu adalah menyusun urat dalam tubuh. Makanya, untuk mengontrolnya kita harus memakai sinar ultraviolet,” tambah Kent-Kent.
Ada beberapa sebutan untuk penempatan body piercing itu, yakni cartiladge ( tulang telinga ), lobes ( telinga ), tongue ( lidah ), eyebrow ( alis ), industrial ( dua lubang ), inner/outer, conch ( tulang dalam ), labret ( bawah bibir ), medusa ( bibir atas tengah ), monroe ( bibir atas pinggir ), nipple ( putting ), navel ( pusar ), nostril ( daun hidung ), septum ( tulang hidung antara kedua mata ), smiley ( atas gigi ), dan bridge ( tulang hidung ).
Untuk mengetahui lebih mendalam apa pendapat kalangan wanita terhadap body piercing di kalangan bikers, kami sengaja mengajak beberapa mojang Parahyangan dari berbagai profesi untuk membahas fenomena yang kini tengah marak, khususnya di Bandung. Ketiga mojang itu adalah Dewi, karyawati swasta, Laura Dane, model dan entertainer, serta Devi Damayanti, siswi sebuah SMU swasta terkemuka di Bandung. Berikut petikan perbincangannya:
Apa pendapat kamu tentang cowok yang pakai tindik ?
Dewi
Dasarnya aku suka cowok yang ‘freak’. Seneng banget kalau lihat cowok ditindik, kesannya nggak polosLaura
Paling cocok sih menurut aku anak-anak skater, kayaknya style-nya lebih kena ke mereka. Kalau bikers nggak cocok pakai tindik-tindik itu, ribet lihatnya. Apalagi kalau mereka doyan touring. Tapi kalau cuma tindik telinga sih masih wajar. Kebetulan aku memang deket sama anak-anak motor di Bandung.” Devi Damayanti : “Aku suka orang ditindik karena keren dan berani tampil beda memakai barang-barang aneh di tubuhnya.”
Menurut kamu, bagian tubuh mana yang paling oke buat ditindik ?
Dewi
Bibir kali, ya. Soalnya kelihatan seksi banget dan bikin gregetan.”Laura
Untuk cewek, kayaknya paling pas di bibir. Aku sendiri merasa bibirku adalah bagian yang paling seksi. Sedang kalau cowok lebih keren di telinga.”Devi
Aku suka cowok yang ditindik di lidah, bibir dan hidung. Aku juga maunya di lidah, tapi entar dulu deh.”
Kenapa sih suka tindik di bibir ? Apa bisa menambah gairah, misalnya saat kamu lagi berciuman dengan pasangan ?
Dewi
Nggak juga, malah bikin kagok. Karena itu biasanya suka dibuka dulu.”Laura
Menurut aku malah mengganggu dan nggak ada efek tuh menambah gairah. Ada yang bilang tindik di kelamin justru akan meningkatkan gairah seks, tapi aku nggak berminat, ngilu melihatnyaDevi Wah nggak tahu tuh
Kalian memakai tindik. Sejak kapan dan bagaimana rasanya ?
Dewi
Aku sih pakai tindik karena pengin tampil beda. Mulai mengenalnya sekitar tahun 2000-an. Aku sudah pernah ditindik di bibir, lidah dan kuping. Pertamanya sih emang sakit, tapi karena dasarnya pengin banget, aku jadi terbiasa. Sekarang pakai tindik di beberapa bagian tubuh. Termasuk di pusar barusan.”Laura
Kalau aku, selain buat gaya, pengin tahu juga. Pantas nggak sih aku ditindik. Lumayan lama juga sih, tapi kalau di Bandung kan mulai ramai-ramainya dua tahun belakangan. Aku pertamanya bengkak sampai hampir sebulan penuh di telinga.”Devi
Aku pengin tahu rasanya kayak apa sih ditindik karena melihat teman-temanku pada pakai tindik. Aku belum lama sih pakai tindik, baru awal tahun ini pas orang tua lagi pergi haji.”
Terus tanggapan orang tua kamu bagaimana ?
Dewi
Pertamanya sih komplain, apalagi dulu teman-teman cowokku pada pakai tindik semua. Tapi karena sekarang lagi trend, akhirnya mereka mengerti.”Laura
Kalau aku sih nggak masalah, mereka kan tahu profesiku sebagai model.”Devi
Paling diomelin sebentar, karena aku juga nggak terlalu ekstrem memakainya. Cuma pakai plug yang emang sekarang lagi trend.”Di kalangan pecinta body piercing, model plug kini tengah digandrungi para peminatnya. Plug adalah model tindik di telinga dengan memakai anting dengan bulatan berdiameter besar yang ditanam dalam daun telinga, bukan digantung.
Kamu nggak takut terkena infeksi kulit karena ditindik ?
Dewi
Karena aku sudah lihat proses body piercing dari awal sampai akhir yang memperhatikan faktor kesehatan, aku nggak takut terkena iritasi atau sampai infeksi sekalipun.”Laura
Nggak! Aku tahu khususnya di Kent Studio ini cara prakteknya memang safety.”Devi
Sebelumnya kan aku lihat dulu, bagaimana sih body piercing itu! Makanya aku berani-berani aja sih!”
0 Response to "Eksentrik Lewat Tindik"
Post a Comment