TATO sebagai seni painting
Tato yang dahulu dianggap sebagai simbol premanisme dan kekerasan kini bisa digunakan untuk menutupi kekurangan tubuh. Seiring perkembangan jaman, kini tato dibuat untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang kurang enak dipandang. Misalnya, bagian perut yang memiliki bekas operasi usus buntu atau bekas luka lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tato dewasa ini menjadi trend yang sudah dianggap wajar di masyarakat.
Selain dijadikan sebagai wahana berekspresi, banyak para seniman tato yang eksis dengan hasil karyanya, diantaranya adalah Yusepthia Soewardi, seorang seniman tato asal Bandung. Awalnya, pemilik Kent Tattoo Studio & Piercing yang akrab disapa Kent-Kent ini mebuat tato hanya asal jadi saja. Namun belakangan ia mengubah image negatif tentang tato dengan memberlakukan standar tertentu untuk proses pembuatan tatonya, misalnya dengan pemilihan motif tato yang disesuaikan dengan warna kulit klien dan membuat tato sesuai standar kesehatan, mulai dari pemakaian sarung tangan plastik hingga sterilisasi pada media tato dengan menggunakan alkohol. Untuk hasil yang sempurna, Kent-Kent tidak tanggung-tanggung. Ia menggunakan bahan tinta Intenze dari Austria untuk tatonya. Berbeda dengan tinta biasa, tinta ini mengandung antibiotik yang bisa mencegah kanker kulit dan memiliki pilihan warna yang bervariasi hingga 53 warna yang berbeda. Keunggulan lainnya terletak pada mesin tato yang sengaja dipesan langsung dari Amerika.
0 Response to "New Station "
Post a Comment